Jumat, 08 Desember 2017

RUMUS-RUMUS BANGUN RUANG

Edit Posted by with No comments
RUMUS-RUMUS BANGUN DATAR

1. KUBUS
                Kubus adalah bangun ruang yang tersusun atas enam persegi yang sama dan sebangun.


 

                                 
2. BALOK
                Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah persegi panjang yang terdiri atas tiga pasang persegi panjang yang kongruen.


 

 3. PRISMA
                Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar dan beberapa bidang lain yang berpotongan menurut rusuk-rusuk yang sejajar.


 

   4. LIMAS

                Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah bidang segi – n (segi banyak) sebagai bidang alasnya dan bidang bidang sisi tegak berupa segitiga yang puncaknya berimpit di satu titik.



  5. TABUNG
                Tabung adalah suatu bangun ruang berupa prisma tegak dengan alas berbentuk lingkaran.


 

   6. KERUCUT

                Kerucut adalah limas dengan alas berupa lingkaran





Kamis, 07 Desember 2017

RUMUS RUMUS BANGUN DATAR

Edit Posted by with No comments
KUMPULAN RUMUS-RUMUS BANGUN DATAR


A. BANGUN DATAR
1. Persegi Panjang
            Persegi panjang adalah bangun datar yang terbentuk dari dua sisi yang saling berhadapan sejajar dan sama panjang dengan pasangannya.


Rumus Persegi Panjang:
            Luas = p  x l
            Keliling = 2 x (p + l) atau Keliling = 2p + 2l

2. Persegi
            Persegi adalah bangun datar yang di bentuk oleh 4 buah rusuk yang sama panjang dan memiliki empat sudut yang semuanya sama besar (siku-siku). 




 
 Rumus luas persegi :
            Luas = S x S
                                          Keliling = 4 x S



3. Jajargenjang
            Jajargenjang adalah bangun datar yang mempunyai dua pasang rusuk yang sama panjang dan sejajar.  


 


Rumus-rumus  jajargenjang :
            Luas : a x t
            Keliling = 4s

4. Belah Ketupat
            Belah ketupat adalah segi empat yang dibentuk dari segitiga sama kaki dan bayangannya dengan alas sebagai sumbu cermin.


Rumus-rumus Belah Ketupat
            Luas = ½ x d1 x d2
            Keliling = 4S

5. Layang-layang
            Layang – layang adalah segi empat yang dibentuk oleh dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berhimpit.





 


Rumus layang-layang
            Luas = ½ x d1 x d2
            Keliling = 2 x ( a + b)

6. Trapesium
            Trapesium adalah segi empat yang memiliki sepasang sisi berhadapan sejajar.



Rumus trapesium
            Luas = jumlah sisi sejajar x t / 2

            Keliling = jumlah sisi-sisinya

CONTOH MAKALAH ANALISIS KESALAHAN SISWA

Edit Posted by with No comments
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa SMP mempunyai posisi yang sangat penting, Salah satu aspek atau ruang lingkup materi matematika pada satuan pendidikan SMP adalah Aljabar. Pada dasarnya siswa memiliki kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal, namun sering mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal yang diberikan, Seperti pendapat Edy Yusmin (1998:2) yang mengatakan “kesulitan yang muncul sebagai kondisi tertentu dalam belajar ini tentu akan memberikan sumbangan bagi kegagalan siswa”.
Kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika sering dialami oleh siswa, terlebih lagi karena kurangnya minat siswa untuk mempelajari matematika khususnya pada materi aljabar yang dirasa sulit bagi siswa. Menurut Mustaqim (2013) kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika adalah ketidakmampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika yang ditandai adanya kesalahan. Berdasarkan pendapat di atas berarti kesalahan merupakan sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Kesalahan yang dilakukan siswa tidak hanya terjadi secara kebetulan. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berkenaan dengan kesalahan yang dilakukan saat menggunakan dan menerapkan prosedur atau langkah-langkah untuk menyelesaikan soal-soal.
Sehubungan dengan hasil penelitian Siraj (2014) yang menyimpulkan bahwa kesulitan yang ditinjau dalam penelitiannya dikelompokkan menjadi dua yaitu kesulitan menggunakan konsep dan kesulitan menggunakan prinsip. Pada umumnya siswa kesulitan menggunakan prinsip karena kurangnya pemahaman konsep dasar. Penelitian Nurianti, Halini, dan Romal (2015) sehubungan dengan menganalisis jenis kesalahan yang dilakukan siswa pada operasi penjumlahan dan pengurangan meliputi kesalahan konsep, prinsip, dan kecerobohan menyimpulkan bahwa kesalahan konsep terdapat 5 jenis kesalahan, kesalahan terbanyak yaitu salah dalam menjumlahkan pembilang yang mengandung suku tidak sejenis.
            Kesalahan prinsip terdapat 2 jenis kesalahan, kesalahan yang paling banyak dilakukan yaitu siswa tidak mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama. Sedangkan kesalahan kecerobohan terdapat 10 jenis kesalahan, kesalahan terbanyak yaitu salah tidak menyertakan variabel. Kurangnya pemahaman konsep, prinsip, dan operasi pada materi aljabar dapat menyebabkan siswa merasa kesulitan dan membuat kesalahan yang sama selama belajar materi aljabar dan materi terkait lainnya.

 Kurangnya pemahaman konsep, prinsip, dan operasi pada materi aljabar dapat menyebabkan siswa merasa kesulitan dan membuat kesalahan yang sama selama belajar materi aljabar dan materi terkaitlainnya. Analisis kesulitan secara mendetail dibutuhkan agar tujuan penelitian dapat tercapai, yaitu untuk mendeskripsikan kesalahan siswa beserta faktor penyebabnya dan kesulitan siswa serta faktor penyebabnya.

2. PERMASALAH DAN PEMBAHASAN
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan operasi pecahan aljabar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Kesulitan dalam memahami fakta pada operasi pecahan aljabar,
2.     Kesulitan dalam memahami konsep pecahan bentuk aljabar,
3.     Kesulitan pada prinsip yaitu dalam memahami aturan dan sifat-sifat pada 
 pecahan aljabar,
4.      Kesulitan dalam menghitung operasi aljabar bentuk pecahan.
Rincian dari tiap jenis kesalahan akan diuraikan sebagai berikut :
1) Kesalahan konsep
 Menurut Januarvi (2016) faktor penyebab siswa melakukan kesalahan konsep, diantaranya sebagai berikut:
 1) Tidak mampu menyamakan penyebut pecahan dengan menentukan KPK.
 2) Tidak mampu menyederhanakan pecahan aljabar.
 3) Tidak memahami konsep pada operasi penjumlahan pecahan bentuk aljabar.
4) Tidak memahami operasi perkalian pecahan aljabar.
 5) Tidak memahami operasi pembagian pecahan aljabar.
 6) Tidak memahami operasi perpangkatan.
Contoh kesalahan pada konsep dapat dilihat pada gambar berikut:


Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan hasil wawancara menunjukkan bahwa kesulitan
konsep yang dialami siswa disebabkan karena:
1) Kurangnya pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal operasi pengurangan pecahan aljabar.
2) Siswa tidak mampu menyamakan penyebut pecahan dengan mencari KPK dari kedua penyebut pecahan.
3) Siswa tidak mengerti tentang variabel dalam sebuah aljabar.
4) Pemahaman siswa yang rendah dalam menguasai konsep pada operasi pecahan bentuk aljabar, dimana jika penyebut pecahan aljabar merupakan suku tidak sejenis maka tidak dapat langsung dikurangkan.

2). Kesalahan dalam memahami prinsip
Menurut Fardiansari (2013) Berdasarkan kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami prinsip, dapat diuraikan rincian faktorp enyebab siswa melakukan kesalahan prinsip, diantaranya sebagai berikut:
1) Tidak mampu menyelesaikan operasi perkalian dua aljabar dengan dua suku (sifat distributif perkalian dua aljabar).
2) Tidak mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama pada operasi
penjumlahan dan pengurangan pecahan aljabar.
3) Tidak mampu menyelesaikan operasi perkalian dengan penyebut yang mengandung variabel (sifat perkalian pada aljabar).
4) Tidak mampu memahami aturan penyederhanaan pada pecahan aljabar suku dua.

Contoh kesalahan pada prinsip dapat dilihat pada gambar 2 berikut.


Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan hasil wawancara menunjukkan bahwa kesulitan
prinsip yang dialami siswa disebabkan karena:
1) Kurangnya pemahaman siswa tentang sifat distributif perkalian dua aljabar dengan dua 
    suku
2) Pemahaman siswa yang kurang mengenai aturan penyederhanaan aljabar dengan dua
    suku.
3) Rendahnya kreatifitas siswa dalam melakukan operasi hitung aljabar yang mengandung
    variabel.
4) Lemahnya daya ingat siswa mengenai sifat-sifat maupun aturan-aturan dalam
    menyelesaikan soal operasi hitung pecahan aljabar.
5) Kurang melatih diri dalam mengerjakan soal-soal operasi pecahan aljabar.

3)  Kesalahan dalam menyelesaikan operasi
Menurut Januarvi (2016) Berdasarkan kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan operasi, dapat diuraikan rincian kesalahan operasi yang diperoleh dari dokumen hasil tes siswa. Sehingga dapat diketahui pula faktor penyebab siswa melakukan kesalahan operasi, diantaranya sebagai berikut:
1) Tidak mampu dalam menyederhanakan hasil dari operasi hitung pecahan aljabar ke bentuk yang paling sederhana.
2) Tidak mampu dalam membedakan pemberian tanda bilangan bulat positif (+) maupun negatif (-).
3) Kurang teliti dalam perhitungan atau tidak melanjutkan perhitungan.

Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan hasil wawancara menunjukkan bahwa kesulitan
operasi yang dialami siswa disebabkan karena:
1) Kreatifitas siswa yang rendah dalam mengerjakan soal yang berkaitan dengan penyederhanaan pecahan aljabar.
2) Lemahnya keterampilan hitung siswa dalam menyelesaikan soal operasi pecahan aljabar,
karena siswa tidak mengetahui langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
3) Siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, sehingga kurang teliti.
3. SOLUSI
Menurut Januarvi (2016)
·         siswa seharusnya diajarkan konsep menyelesaikan operasi pecahan aljabar sejak dini.

Menurut Sahriah (2012)  menyarankan:
·         Guru sebaiknya memastikan bahwa materi prasyarat dan konsep dasar dari materi aljabar sudah dikuasai oleh siswa sehingga siswa dengan mudah menghubungkan dengan materi selanjutnya.
·         Peneliti merekomendasikan untuk kelompok bawah agar diberikan perhatian khusus, dimana siswa kelompok tersebut harus dibimbing dari mulai materi prasyarat dan konsep dasar materi aljabar harus dipastikan sudah di kuasai oleh siswa dan siswa mampu menerapkan dalam menyelesaikan soal-soal.
·         Siswa seharusnya menjawab soal dengan tidak tergesa-gesa, dan soal yang telah dijawab sebaiknya diteliti kembali agar tidak melakukan kesalahan pada operasi.

Menurut Fardinasari (2013)
1.      Materi dalam matematika saling berkaitan satu sama lain, untuk itu sebelum menyampaikan suatu materi hendaknya guru memastikan bahwa materi prasyarat telah dikuasai dengan baik oleh siswa sehingga dapat memudahkan guru menjelaskan materi selanjutnya.
2.      Perlunya menganalisis hasil pekerjaan siswa untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan dalam pemecahan persoalan, selanjutnya mengkomunikasikan kesalahan dengan siswa agar kesalahan serupa dapat dihindari.
3.      Siswa hendaknya tidak men-cukupkan diri dengan pelajaran yang diberikan guru disekolah namun dapat meningkatkan intensitas belajar di rumah, aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan banyak melakukan latihan khususnya pemecahan persoalan pada matematika.





DAFTAR PUSTAKA

Januarvi, E. D. (2016). Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Operasi Hitung Aljabar Bentuk Pecahan. Surakarta: Universitas muhammadiyah Surakarta.
Julian, R. (2016). Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Palu Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Pecahan Bentuk Aljabar. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulaku Vol. 4 no. 2, 248-262.
Nurianti, E., Halini, & Romal, I. (2015). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Pecahan Bentuk Aljabar di kelas VIII SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 1-10.
Octaviano, Y. (2012). Upaya Perbaikan Kesalahan Siswa Menyederhanakan Operasi Bentuk Aljabar Dengan Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang Vol. 1 No 3, 1-8.
Tadda, M. (2016). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Aljabar Berdasarkan Gender. Prosiding Seminar Nasional (pp. 347-354). Palopo: Universitas Cokroaminoto Palopo.
Fardiansari, Arini. (2013). Analisis Kesalahan Siswa dalam Melakukan Operasi Aljabar. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang Vol. 2 No 3, 9-18.

Lestari. (2012). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Operasi Pecahan Bentuk Aljabar kelas VIII SMP Negeri 2  Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 1-10.

Sabtu, 25 November 2017

Sistem persamaan linear dua variabel

Edit Posted by with No comments
PERSAMAAN LINEAR DENGAN DUA VARIABEL

1. Sejarah Persamaan linear dua variabel

Diophantus dan Persamaan Linear Dua Variable

Persamaan linear dua variabel berkaitan erat dengan persamaan diophantine. Persamaan ini pertama kali dipelajari oleh seorang yang bernama Diophantus yang menghabiskan hidupnya di Alexandria. Diophantus juga dikenal dengan julukan “bapak dari aljabar”. Namun julukan itu kemudian disandang oleh Al-Khawarizmi tentunya.
Semasa hidupnya Diophantus terkenal dengan karyanya yang berjudul Arithmetica. Arithmetica adalah suatu pembahasan analitis teori bilangan yang berisi tentang pengembangan aljabar yang dilakukan dengan membuat persamaan. Persamaan – persamaan tersebut dikenal sebagai Dionphantine Equation (Persamaan Diophantine).
Persamaan  Diophantine merupakaan suatu persamaan yang mempunyai solusi yang diharapkan berupa bilangan bulat. Persamaan Diophantine tidak harus berbentuk persamaan linier , bisa kuadrat, kubik, atau lainnya selama mempunyai solusi bilangan bulat.
Bentuk paling sederhananya diberikan oleh :


ax + by = c
                                                    


2. Penyelesaian Persamaan linear dua variabel menggunakan metode substitusi
Contoh :
1.  tentukan himpunan penyelesaian dari  y = x + 5 dan y = 3x – 7
Penyelesaian :
y = x + 5                                    .....  (persamaan I )
y = 3x – 7                                  ...... (persamaan II )
Kita substitusikan pers I ke persamaan II
y = 3x – 7
x + 5     = 3x – 7
x – 3x   = -7 – 5
     -2x   = - 12
        x    = -12 / -2
        x    = 6
Kita substitusikan x = 6 ke persamaan 1
y = x + 5
y = 6 + 5
y  = 11
 Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {(6,11)}

2. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut
y = x + 5 dan 2x + y = 17
Penyelesaian :
 y= x + 5                                   ........ ( Persamaan I  )
2x + y = 17                                ........ ( Persamaan II )
 Kita substitusikan persamaan I ke persamaan II
2x + y = 17
2x + x + 5  = 17
             3x  = 17 – 5
             3x  = 12
               x  = 12 /3
                x = 4
kita substitusi x = 4 ke persamaan  I
 y = x + 5
 y = 4 + 5
 y = 9
jadi himpunan penyelesaianya {( 4,9)}



3. Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel Menggunakan Metode Eliminasi
Contoh :
1. Himpunan penyelesaian dari  x – y = 7 dan x + y = 5
Penyelesaian :